Jumat, 01 Juli 2022

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BAHASA DAN SASRTA INDONESIA

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


TINDAK TUTUR ILOKUSI ARSETIF PE GASUH TERHADAP ADIK-ADIK DALAM PEMBELAJARAN DI GUBUK BACA LERENG BUSU

Mohamad Ainul Yakin

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Budi Utomo Malang, Indonesia

Surel Email: mainulyakin2004@gamil.com, Phone Number : 088805464536

Article History:

Received: 21 juni 2022

Revised: 24 juni 2022

Accepted 1 juli 2022

Published: 1 juli 2022

 

 

Keywords:

Indonesian; Illocutionary; Learning; speech acts;

 

Kata Kunci:

Bahasa Indonesia; Ilokusi; Pembelajaran; Tindak tutur

 

 

______________________

How to cite:

....................

 

 

 

This is an open access article under the CC-BY-NC-ND license


Abstract: The purpose of this study is to describe the forms and functions of illocutionary speech acts that bind teachers or caregivers of reading huts to their younger siblings in learning. This research uses a qualitative descriptive approach. This data is taken in the form of a conversation between the caregiver and the children of the reading hut. Data collection techniques using observation techniques and field notes. Analysis using pragmatics is presented in the form of conversation snippets containing illocutionary speech acts. The illocutionary speech act that binds the caregivers and children of the bac hut is a directive illocutionary act.

 

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dan fngsi tindak tutur ilokusi yang mengikat pengajar atau pengasuh gubuk baca terhadap adek-adek di dalam pembelajaran. Peneltian ini menggunakan pendekatan deskriktif kualitatif. Daa ini di ambil berupa ercakapan antara pengasuh dan adik-adik gubuk baca. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan catatan lapangan. Analisis menggunakn pragmatic disajikan dalam bentuk cuplikan percakapan yang mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi yang mengikat padapengasuh dan adik-adik gubuk bac adalah ilokusi direktif.

 


A. Pendahuluan

Ketika seseorang berbcara, dia tidak hanya mengucapkan saja tetapi dia juga akan melakukan tindakan dengan ujarnya tersebut. Pandangan ini di sebut dengan Speech Act (tindak tutur). Tindak tutur di antarnya memiliki 3 jenis di antarana, tindak tutur ilokusi, lokusi dan perlokusi. Ketika seorang berujar atau meneluarkan ujuaran, dia memiliki maksud tertentu yang berdmpak padalawan tuturnya. Tindak tutur yang mengakibatkan reaksi lawan tuturnya merupakan tindak tutur ilokusi disebut sebagai the act of doing something (Saifudin, 2019). Proses pembelajaran di kelas merupakan interaksi dalam bentuk berbicara antara guru dan peserta didik. Interaksi tersebut dapat dijadikan sebagai pembelajaran pragmatik. Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang makna yang berhubungan dengan situasi ujar. Tindak tutur merupakan produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan satuan terkecil dari komunikasi linguistik yang dapat berwujud pernyataan, perintah, keinginan, dan permintaan. Tindak tutur yang dihasilkan saat pembelajaran mengakibatkan suasana belajar menjadi hangat. Kondisi komunikasi guru dan peserta didik yang berasal dari berbagai latar belakang mengakibatkan variasi tindak tutur. Dampak terakhir tercermin dari hasil pembelajaran (Rahmayani et al., 2021) .

 

 

B. Metode

Metode ini menggunakan pendekatan deskriktif kualitatif, karena penelitian ingin mengambarkan dan menginterpretasikan objek enilitian berupa tindak tutur ilokusi. Subjek penilitian adalah Pengasuh gubuk baca dan adik-adik gubuk baca di tempat belajar (Les) Gubuk Baca Lereng Busu Malang. Data hasil peneitian berbentuk penjelasan atau deskripsi. Teknik engumpulan dilaukan dengan observasi, rekaman dan wawancara. Maksud dari observasi adalah penulis ikut terlibat langsung dengan kegiatan di gbuk baca dengan ikut kegiatan belajar mengajar. Analisis data enggunakan interaktif yang diperoleh dengan rekamanyang berisi ujuran-ujaran dengan urutan langkah mengumpulkan mereduksi menganalisis menafsirka dan menyusun dara hasil penilitian berupa tindak tutur pengasuh dan adik-adik gubuk baca Lereng Busu.

 

 

C. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini berhasil mengumpulkan data beruapa video tindak tutur pengasuh gubuk baca terhaadp adik-adik gubuk baca lereng busu dalam pembelajarn di gbuk baca. Selanjutnya ditranskripkan dalam bentuk data waca, lalu dianalisis untuk mengetahui bentuk dan fngsi tindak tutur ilokusi yang igunakan. Terdapat 4 bentuk tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalam penelitian ini. Bentuk tindak tutur tersebut yaitu asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif kemudian dinyatakan dalam berbagai kalimat seperti pernyataan, saran, membanggakan, mengeluh, menuntut, melapor, memesan, memerintah, meminta, menasihati, meminta maaf, mengucapkan terima kasih, memuji, berjanji, mengesahkan dan lain sebagainya. Hasil analisis diuraikan sebagai berikut

 

Tabel 1. Hasil analisis 24 bentuk tidak tutu ilokusi.

 

Bentuk Ilokusi

Bentuk Kalimat

Penjelasan

Tindak tutur asertif

Kalimat pernyataan Tuturan 1

Pengasuh : Pengasuh gubuk baru saja mendapatkan surat undangan untuk ikut jamhore gubuk yang ke yang akan dilaksanakan di bulan Desember 2022

 

Anak 1: Jamhore Gubuk?

Anak 2: dengar gak kalau kakak ngomong ??

Tuturan (1) berisi informasi yang penuturnya terikat oleh kebenaran isi tuturan tersebut. Penutur yaitu oengasuh gubuk baca bertanggung jawab dengan tuutran yang di uccapkan itu memang fakta dan dapat dibuktikan bahwa pengasuh Gubuk baca mendapat undangan untuk ikut serta kegiattaan jamhore gubuk 3

 

Kalimat yang berupa saran Tuturan 2

Pengasuh: Menurut Kakak, kalian bis mengambil tema tentang budaya agar pas dengan gerak apa yang dilakuakn di Republik Gubuk salah satunya syiar Budaya Topeng Jabung.

A1, A2, A3: Siapp Kak!

Pengasuh: Lalu kalian bisa memasukan foto-foto yang pernah kalian ambil saaat latihan tari topeng di Gubuk Baca Lereng Busu, bisa dengan Pak Dhe Abith atau Mas Majid.

A1, A2, A3: Oh iya ..iya... Kak. Siap!

Tururtan 2 berisi nformasi dari pengasuh gubuk baca yang mengandung saran agar adik-adik gubuk baca mencari topic tetang budaya topeng jabung, bahkan kata pengasuh juga memasukan gambar saat latihan dengan pak dhe abtih atau Mas Majid, untuk mencangkup program Republik Gubuk di divisi Budaya

 

Kalimat membanggakan Tuturan 3

Pengasuh: Kakak sangat bangga pada kalian, karena kalian sangat antuiaas mengikuti Latihan Topeng Jabung

A1, A2, A3: Iya Lahh emang itu kesukaan kami

Tuturan 3 merupakan tindak tutur asertif yang mengandung perasaan bangga dari peasuh gubuk baca ke adik-adik edngn menyampaikan bahwa latihan sangat semangat dan antusias pada latihan tari topeng.

 

Kalimat mengeluh Tuturan 4 Pengasuh: makanya kalau kakak ngasih contoh kamu jangan bercanda saja

A4: iyaa kak..

Pengasuh: ya udah kita ulangi lagi ya

Tuturan 4 merupakan tindak tutur arsetif mengeluh. Pengasuh agak sedikit mengeluh lantaran ada anak yang tidak memperhatikan saat memberikan contoh gerakan tari topeng saat latihan. Sehigga kakak pengasuh mengulang untuk mejelaskan materi yang di sampaikan sebelumnya

 

 

 

 

D. Kesimpulan

Hasil penelitian membuktikan bahwa temuan penelitian memiliki perasamaan dengan teori reevan mengenai tindak tutur semua tindak tutur ilokus (arssetif) ditemukan pada tindak tutu rpengasuh dan adik-adik gubuk baca lereng busu saat berada dikelas maupaun di kelas tari. Penasuh yang banyak berperan dalam tuturan dalam aktivitas di gubuk baca ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa tindak tutur ilokusi dalam pembelajaran didonimasi oleh tindak tutur Pengasuh kepada adik-adik Gubuk Baca Lereng Busu.

Tindak tutur ilokusi (arsetif) hasil penilitan menunukan bahwa tuturan 1 sampai 4 meurpakan tindak tutur arsetif yang dilakukan pengasuh dan adik-adik gubuk baca. Adik-adik gubuk baca hanya menyimk dan memahami maksud adari tutuan pengasuh yang menyatakan kebenaran atau fkata (Salma, 2022)

 

Selain lima jenis ilokusi yang ditemukan, penelitian ini juga menemukan seluruh fungsi ilokusi. Fungsi-fungsi ilokusi dapat diklasifikasi menjadi empat yaitu, kompetitif/ bersaing yang berfungsi untuk meminta, memerintah, menuntut, dan mengemis. Kedua, fungsi menyenangkan untuk mengucapkan terima kasih, mengajak, dan mengucapkan selamat. Ketiga, fungsi bekerja sama untuk mengumumkan, melaporkan, dan menyatakan. Keempat, fungsi bertentangan untuk menuduh, memarahi, mengancam dan sebagainya. Sesuai dengan tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku yang sopan dan terhormat (Rahmayani et al., 2021), berikut penjelasanya:

 

Tabel 02. Tujuan Sosial Lima Jenis Ilokasi Berupa Pemeliharaan Perilaku Yang Sopan Dan Terhormat

Fungsi Ilokusi

Tuturan

Penjelasan

Kompetitif

Berfungsi meminta

Pengasuh: makanya kalau kakak ngasih contoh kamu jangan bercanda saja

A4: iyaa kak..

Pengasuh: ya udah kita ulangi lagi ya

Tuturan (1) bermakna agar adik-adik gubuk baca untuk menyimak pada saat pengasuh gubuk baca menjelaskan materi pembeajaran

 

Berfungsi mengucapkan terimakasih

Pengasuh : Selamat ya arin, kamu terpih menjadi ketua di Gubuk Baca Lereng Busu

Arin : Terima kasih Kak

 

Tururtan 2 bermakna sesuai fungsi iloksi mengucapkan bentuk terima kasih kepada Arin sebagai ketua Gubuk Bca Lereng Busu

 

Fungsi memarahi

Pengasuh: maaf ya ini sudah 1 bulan kalian masih beum selesai juga

A1, A2, A3: maaf kak

Tuturan 3 bermakna memerahi ke adik-adik gubuk baca yang tidak menyelesaikan tugas di gubuk.

 

Berfungsi menyampaikan pernyataan

Pengasuh : Pengasuh gubuk baru saja mendapatkan surat undangan untuk ikut jamhore gubuk yang ke yang akan dilaksanakan di bulan Desember 2022

 

Anak 1: Jamhore Gubuk?

Anak 2: dengar gak kalau kakak ngomong ??

Tuturan 4 bermakna mengmumkan informasi penting tana menghiraukan kondisi adik-adik gubuk baca menyukai atau tidak menyukai informasi tersebut, agar adik-adik mengikuti kegiatan jamhore teresbut.

 

 

 

Penilitian tutuan pengasuh terhadap adik-adik di gbuk baca membuktikan fungsi tuturan, misalnya untuk bertanya, untuk menjelaskan, dan sebagainya. Sejalan dengan teori fungsi tindak tutur guru dan peserta didik terkait dengan dinamika proses belajar yang dilaksanakan. Tindak tutur guru terhadap peserta didik bermuatan implikatur percakapan ( IP). Permasalahan yang muncul dideskripsikan melalui hasil pertemuan saat pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah si penutur dan petutur di dalam kelas. Tindak tutur guru terhadap peserta didik terjadi beberapa kali pertemuan dalam konteks yang sama secara berkelanjutan karena materi pembelajaran sama yaitu materi Teks Ceramah/ Pidato. Kondisi ini menjelaskan bahwa analisis pragmatik perlu dilakukan untuk memperoleh pemecahan masalah makna pada tuturan (T) yang bermuatan implikatur percakapan (IP). Satuan pragmatis suatu IP akan dapat dideskripsikan melalui proses pemecahan masalah atas masalah yang dihadapi antara penutur (n) dan tatkala petutur (t) penutur (n) mengucapkan tuturan (T) sehingga pada gilirannya dapat ditarik implikasi pragmatis yang menjadi IP dari suatu T (Maria & Wiryotinoyo, 2019).

 

PENUTUP

Terdapat semua fungsi tindak tutur ilokusi dalam interaksi guru dan peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia di madrasah aliyah yang meliputi fungsi kompetitif, menyenangkan/ convival, bekerja sama, dan bertentangan. Fungsi tindak tutur ilokusi yang mengikat dalam interaksi guru dan peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia di madrasah aliyah yaitu tindak tutur ilokusi direktif. Sebanyak 24 tindak tutur ilokusi direktif pada guru dan 15 tindak tutur ilokusi direktif pada peserta didik serta didominasi dengan kalimat perintah. Disarankan kepada pemakai bahasa Indonesia untuk lebih mengenal, memahami, dan memakai tindak tutur ilokusi saat berkomunikasi, terutama tindak tutur ilokusi direktif. Hal ini mengingat banyaknya fungsi dari tindak tutur ilokusi direktif terutama kalimat langsung, sehingga mudah dipahami maksudnya oleh lawan tutur. Fungsi tindak tutur ilokusi direktif mengutamakan prinsip kesopanan dalam komunikasi, sehingga diharapkan para peminat pragmatik agar mampu menggali keragaman tindak tutur ilokusi direktif dalam berbagai konteks melalui penelitian lanjutan

 

Daftar Pustaka

Amal, D. Y., Aliyah, M., Sampit, N., Arsyad, J. H. M., Mentawa, N., & Hulu, B. (2022). Tindak Tutur Direktif Di Madrasah Aliyah Negeri Sampit ( Directives Speech Acts In Madrasah Aliyah Sampit ). Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 12(1), 94–110. DOI: http://dx.doi.org/10.20527/jbsp.v12i1.13048

Fitriana, A. R. N., Rakhmawati, A., & Waluyo, B. (2020). Analisis Tindak Tutur Guru Dan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Menengah Atas. Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 8(1), 74. https://doi.org/10.20961/basastra.v8i1.41939

Nugraha, A. A. (2017). Jenis Tindak Tutur dan Implikatur Percakapan dalam Iklan Layanan Masyarakat BKKBN Pada Media Elektronik Periode Tahun 2010-2016.

Oktavia, W, Manaf, N. (2002). Strategi Bertutur dalam Tindak Tutur Ekspresif Siswa pada Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Basicedu. (n.d.). Retrieved June 5, 2022, DOI: 10.31004/basicedu.v6i3.2783

 

Jumat, 24 Juni 2022

PERANAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN

PERANAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN 

Dalam proses kehidupan yang dijalani manusia agama songor mendukung untuk tindakan kebaikan Artinya agama tidak hanya memberikan nilai-nilai yang bersifat moralitas tetapi juga menjadikannya sebagai pandas keyakinan, agama menyarankan matatas sebagai bagian iman secara keseluruhan 

Agama adalah pedoman hidup dan menjadi tolak ukur yang mengatur tingkah laku pergonumnya dalam kehidupan sehas hari tindakan seseorang tergantung pada seberapa taat dan seberapa dalam penghayatan terhadap agama yang diyakini Agar membawa nilainilai kehidupan bagi manusia ahingga memberikan pengaruh luar biasa dalam kehidupan sehari-hart Dalam beberapa golongan masyarakat agama juga menjadi kebutuhan dasar dari kehidupan kelompok Agamapun menjadi suatu pedoman yang memuat norma 

Agopean sangat penting dalam mengatur sendicendi dupan manusia Agama merupakan sebuah pedoman yang menuntun manusia kembali pada hakikat kemanusiaannya Beragama artinya kita berupaya belajar untuk mengamalkan ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis antar sesame, alam semedo maupun dengan Tuhan

Peran Agama Dalam Kehidupan Modem 

Modernisasi adalah proses gerakan perubahan individu dari cara hidup yang bersifat tradisional menuju cara hidup yang baru dan bersifat kompleks adanya proses modernisasi melahirkan manisasi ekonomi dan modemisosial 

Modemisasi ekonomi adalah pada perkembangan, ekonomi, ditandai oleh peningkatan tingkat konsumsi dan standar hidup, revolusi teknologi, peningkatan modal yang besar dan organisasi yang rasional, modemisasi sosial pada perubahan dalain kehidupan masyarakat 

Daman modern telah muncul istilah globalisasi penyebaran perkembangan kehidupan di seluruh kawasan yang ditandai dengan adanya hubungan antar bangsa, antar negara yang cenderung serba kompleks dalam kehidupan 

Hubungan keagamaan dan mademisasi [industrialisasi) merupakan masalah rumit yarig banyak menimbulkan kontroversi di kalangan ilmuwan social yang menggambarkan soalah-olah agama merupakan hambatan terhadap proses modernisasi dan industrialisasi Masyarakat modern melupakan nilai-nilai aan kebudayaan yang lama dengan moral dan social. Mayarakat modern yang memiliki pikian rosional dengan cara mengikut perkembangan globalisas tetapi peningkatan keimanan sebagal fiber dalam kehidupan sehari-hari menghantarkan mereka untuk lebih mendelarian diri pada nilai moral dan agama yang dianutnya dalam setiap sendi kehidupa

Selasa, 05 April 2022

EPISTEMOLOGY

EPISTEMOLOGY

Pengertian Epistemology

Epistemology terambil dari kata: episteme = pengetahuan, dan logos = ilmu (Yunani Kuno). Bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Cabang filsafat yang mempelajari asal mula (sumber), struktur, metode & validitas (sahnya) pengetahuan.

Bagian dari bahasan filsafat yang membahas dasar-dasar & batas-batas pengetahuan (KBBI).

Epistemology is the name philosopher give to the study of knowledge and of how knowledge is gained (Epistemologi adalah nama yang diberikan filsuf untuk studi pengetahuan dan bagaimana pengetahuan diperoleh) [van Cleve Morris]. Teori pengetahuan, yang membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan.

Ilmu yang mempelajari tentang asal, susunan, metoda dan absahnya pengetahuan atau ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar.

Nurani Soyomukti (1979): “epistemologi adalah cabang filsafat yang memberikan fokus perhatian pada sifat dan ruang lingkup ilmu pengetahuan, yang terdiri dari pertanyaan apakah pengetahuan itu? bagaimanakah pengetahuan itu diperoleh? dan bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui?”

Imam Khanafie Al-Jauharie (1975): “epistemologi yaitu sebuah teori untuk menjawab dari mana asal atau sumber sesuatu itu, dan bagaimana cara mendapatkan atau memperoleh sesuatu yang dimaksud. Selain itu, epistemologi juga untuk menjawab sifat, karakteristik dan ciri-ciri tertentu dari segala sesuatu yang sedang diselediki”.

Amsal Bakhtiar (1960): “epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki”.

D.W. Hamlyn (Mujamil Qomar, 1965):  “epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian-pengandaiannya serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan”.

Jadi, epistemologi (teori pengetahuan) berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode.


Perkembangan Epistemologi

Pada awalnya, pembahasan dalam epistemologi lebih fokus pada sumber pengetahuan (the origin of knowledge) dan teori tentang kebenaran pengetahuan (the theory of truth). Pembahasan yang pertama berkaitan dengan pertanyaan apakah pengetahuan itu bersumber pada akal pikiran semata (‘aqliyyah), pengalaman indera (tajribiyyah), kritik (naqdiyyah) atau intuisi (hadasiyyah). Sementara, pembahasan yang kedua fokus pada pertanyaan apakah “kebenaran” pengetahuan itu dapat digambarkan dengan pola korespondensi, koherensi atau praktis-pragmatis. 

Selanjutnya, pembahasan dalam epistemology mengalami perkembangan, yakni fokus pada:

sumber pengetahuan, 

proses & metode untuk memperoleh pengetauan, 

cara untuk membuktikan kebenaran pengetahuan, dan 

tingkat-tingkat kebenaran pengetahuan.


Istilah Lain Epistemologi

Kriteriologi :Menetapkan benar/tidaknya pikiran atau pengetahuan berdasarkan ukuran tentang kebenaran

Kritika Pengetahuan : Tinjauan secara mendalam untuk menentukan benar/tidaknya pengetahuan manusia

Gnoseologia : Gnosis (pengetahuan), logos (ilmu). Usaha memperoleh hakikat pengetahuan yang bersifat ke-Ilahi-an

Logika Material : Usaha menetapkan kebenaran suatu isi pemikiran


Sumber Pengetahuan

Plato (427-347 SM), Aristoteles (384-322 SM), Descartes (1596-1650), Spionoza (1632-1672), Leibniz (1646-1716), Wolf (1679-1754) 

Nalar  Pengetahuan bersumber dari akal Rationalism

Pengalaman Sumber pengetahuan dari pengalaman (empiris) Empiricism 

Otoritas Pengetahuan bersumber dari otoritas/wibawa Authority 

IntuisiKemampuan dalam proses kejiwaan Sulit dibuktikan secara empiris & rasional

Wahyu Firman Tuhan kepada Nabi & Rasulnya Keyakinan/Iman


Aliran-aliran

1. Klasik “Realism Idealism

2. Modern : Empiricism Rationalism Criticism Positivism

3. Post-Modersn: Existentialism Pragmatism Pragmatism Rorty Deconstructionism 

Aliran-aliran Epistemology

Rationalism

Empiricism 

Intuitionism 


Cara Memperoleh Pengetahuan

Rationalism

Sumber pengetahuan menurut rasionalisme adalah akal. Akal memperoleh bahan melalui Indra, kemudian diolah oleh akal sehingga menjadi pengetahuan. Rasionalisme mendasarkan pada metode deduksi, yaitu cara memperoleh kepastian melalui langkah-langkah metodis yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus.


Intuitionism

Intuitionism adalah suatu aliran atau paham yang menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Intuisi termasuk salah satu kegiatan berpikir yang tidak didasarkan pada penalaran. Jadi Intuisi adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu pola berpikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan perasaan. 


Empiricism

Berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh melalui indera. Indra memperoleh kesan-kesan nyata. Kemudian, kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman. Pengetahuam yang berupa pengalaman terdiri atas penyusunan dan pengaturan kesan-kesan yang bermacam-macam. Dari segi hakikat pengetahuan empirisme berpendirian bahwa pengetahuan berupa pengalaman (Sudaryanto, 2013:39).


Jenis Tingkat Kebenaran

1. Kebenaran inderawi  tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia. 

2. Kebenaran ilmiah (sains)  pengalaman yang didasarkan pada indarawi, diolah dengan rasio. 

3. Kebenaran filosofis  didasarkan pada rasio dan pikiran murni dengan renungan yang mendalam. 

4. Kebenaran religius, ilahiah (mistik)  kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan dan dihayati dengan integritas iman dan kepercayaan.


Ukuran Kebenaran

a. Teori Koherensi 

Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan‐pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. 

Contoh: “Semua makhluk pasti mati” 

“Manusia adalah makhluk”

“Manusia pasti mati”

b. Teori Korespondensi 

Suatu pernyataan dianggap benar, jika pernyataan berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

Contoh: “Ibu Kota RI adalah Jakarta 

“Malang salah satu kota di JT” 

c. Teori Pragmatis 

Kebenaran diukur dengan kriteria apakah pernyataan atau konsekuensi tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

d. Teori Ilahiah

Sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.


Arti Kebenaran

  • Teori Idealisme (Plato)  Kebenaran berpusat pada “idea”. 
  • Teori Rasionalisme (Descartes)  Kebenaran berpusat pada rasio dan kesadaran. 
  • Teori Imanuel Kant  Kebenaran berpusat pada rasio murni. 
  • Teori Koherensi  Kebenaran suatu intersubjektif, ada nilai disepakati bersama antara subjek dengan subjek lain. 
  • Teori Korespondensi  kebenaran sesuai dengan hukum alam. 
  • Teori Pragmatisme  Kebenaran adalah sesuatu yang bermanfaat/berguna. 
  • Teori Esensialisme  Kebenaran sesuatu hal yang abstrak dan bermakna sebagai sesuatu yang esensial.
  • Teori Metafisiontology  Kebenaran adalah suatu hal yang ontologis. Kebenaran ada di dunia metafisis bukan didunia empiris.
  • Teori Fenomenologi (Husserl)  Kebenaran adalah sesuatu yang tetap dan abstrak berada di balik fenomena/gejala.
  • Teori Konstruktivisme  Kebenaran adalah suatu hasil konstruksi pikiran manusia yang bebas dan selalu berubah.
  • Teori Post Modernisme  Kebenaran bukan sesuatu yang tetap, selalu berubah, dan akal manusia menciptakan secara bebas dan tidak pernah sama dengan yang lalu.
  • Teori Progresivisme  Kebenaran tidak pernah statik, tapi selalu berubah ke depan.
  • Teori Kritik  Kebenaran merupakan hasil pemikiran manusia yang terbuka dan kritis.


JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BAHASA DAN SASRTA INDONESIA

TINDAK TUTUR ILOKUSI ARSETIF PE GASUH TERHADAP ADIK-ADIK DALAM PEMBELAJARAN DI GUBUK BACA LERENG BUSU Mohamad Ainul Yakin Program Studi ...