TINDAK TUTUR
ILOKUSI ARSETIF
PE GASUH TERHADAP ADIK-ADIK DALAM
PEMBELAJARAN DI
GUBUK BACA LERENG BUSU
Mohamad Ainul Yakin
Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Budi Utomo Malang, Indonesia
Surel Email: mainulyakin2004@gamil.com, Phone Number : 088805464536
|
Article
History: Received: 21
juni 2022 Revised: 24
juni 2022 Accepted 1
juli 2022 Published: 1
juli 2022 Keywords: Indonesian; Illocutionary; Learning;
speech acts; Kata Kunci: Bahasa Indonesia; Ilokusi; Pembelajaran;
Tindak tutur ______________________ How to cite: .................... This is an open
access article under the CC-BY-NC-ND license |
Abstract: The purpose of this study is to describe the forms and functions of
illocutionary speech acts that bind teachers or caregivers of reading huts to
their younger siblings in learning. This research uses a qualitative
descriptive approach. This data is taken in the form of a conversation
between the caregiver and the children of the reading hut. Data collection
techniques using observation techniques and field notes. Analysis using
pragmatics is presented in the form of conversation snippets containing illocutionary
speech acts. The illocutionary speech act that binds the caregivers and
children of the bac hut is a directive illocutionary act. Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dan
fngsi tindak tutur ilokusi yang mengikat pengajar atau pengasuh gubuk baca
terhadap adek-adek di dalam pembelajaran. Peneltian ini menggunakan pendekatan deskriktif kualitatif. Daa ini di
ambil berupa ercakapan antara pengasuh dan adik-adik gubuk baca. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan catatan lapangan. Analisis
menggunakn pragmatic disajikan dalam bentuk cuplikan percakapan yang
mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi yang mengikat
padapengasuh dan adik-adik gubuk bac adalah ilokusi direktif. |
A. Pendahuluan
Ketika seseorang berbcara, dia tidak hanya mengucapkan
saja tetapi dia juga akan melakukan tindakan dengan ujarnya tersebut. Pandangan
ini di sebut dengan Speech Act (tindak tutur). Tindak tutur di antarnya
memiliki 3 jenis di antarana, tindak tutur ilokusi, lokusi dan perlokusi.
Ketika seorang berujar atau meneluarkan ujuaran, dia memiliki maksud tertentu
yang berdmpak padalawan tuturnya. Tindak tutur yang mengakibatkan reaksi lawan
tuturnya merupakan tindak tutur ilokusi disebut sebagai the act of doing something
(Saifudin, 2019). Proses pembelajaran di kelas merupakan interaksi dalam bentuk
berbicara antara guru dan peserta didik. Interaksi tersebut dapat dijadikan
sebagai pembelajaran pragmatik. Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang
makna yang berhubungan dengan situasi ujar. Tindak tutur merupakan produk atau
hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan satuan terkecil
dari komunikasi linguistik yang dapat berwujud pernyataan, perintah, keinginan,
dan permintaan. Tindak tutur yang dihasilkan saat pembelajaran mengakibatkan
suasana belajar menjadi hangat. Kondisi komunikasi guru dan peserta didik yang
berasal dari berbagai latar belakang mengakibatkan
variasi tindak tutur. Dampak terakhir tercermin dari hasil pembelajaran (Rahmayani
et al., 2021) .
B. Metode
Metode ini menggunakan
pendekatan deskriktif kualitatif, karena penelitian ingin mengambarkan dan
menginterpretasikan objek enilitian berupa tindak tutur ilokusi. Subjek
penilitian adalah Pengasuh gubuk baca dan adik-adik gubuk baca di tempat
belajar (Les) Gubuk Baca Lereng Busu Malang. Data hasil peneitian berbentuk
penjelasan atau deskripsi. Teknik engumpulan dilaukan dengan observasi, rekaman
dan wawancara. Maksud dari observasi adalah penulis ikut terlibat langsung dengan
kegiatan di gbuk baca dengan ikut kegiatan belajar mengajar. Analisis data
enggunakan interaktif yang diperoleh dengan rekamanyang berisi ujuran-ujaran
dengan urutan langkah mengumpulkan mereduksi menganalisis menafsirka dan
menyusun dara hasil penilitian berupa tindak tutur pengasuh dan adik-adik gubuk
baca Lereng Busu.
C. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini berhasil mengumpulkan data beruapa
video tindak tutur pengasuh gubuk baca terhaadp adik-adik gubuk baca lereng
busu dalam pembelajarn di gbuk baca. Selanjutnya ditranskripkan dalam bentuk
data waca, lalu dianalisis untuk mengetahui bentuk dan fngsi tindak tutur
ilokusi yang igunakan. Terdapat 4 bentuk tindak tutur ilokusi yang ditemukan
dalam penelitian ini. Bentuk tindak tutur tersebut yaitu asertif,
direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif kemudian dinyatakan dalam berbagai
kalimat seperti pernyataan, saran, membanggakan, mengeluh, menuntut, melapor,
memesan, memerintah, meminta, menasihati, meminta maaf, mengucapkan terima
kasih, memuji, berjanji, mengesahkan dan lain sebagainya. Hasil analisis
diuraikan sebagai berikut
Tabel 1. Hasil analisis 24 bentuk tidak tutu ilokusi.
|
Bentuk Ilokusi |
Bentuk Kalimat |
Penjelasan |
|
Tindak
tutur asertif |
Kalimat pernyataan Tuturan 1 Pengasuh : Pengasuh gubuk baru saja mendapatkan
surat undangan untuk ikut jamhore gubuk yang ke yang akan dilaksanakan di
bulan Desember 2022 Anak 1: Jamhore Gubuk?
Anak 2: dengar gak kalau kakak ngomong ?? |
Tuturan
(1) berisi informasi yang penuturnya terikat oleh kebenaran isi tuturan
tersebut. Penutur yaitu oengasuh gubuk baca bertanggung jawab dengan tuutran
yang di uccapkan itu memang fakta dan dapat dibuktikan bahwa pengasuh Gubuk
baca mendapat undangan untuk ikut serta kegiattaan jamhore gubuk 3 |
|
|
Kalimat
yang berupa saran Tuturan 2 Pengasuh: Menurut Kakak, kalian bis
mengambil tema tentang budaya agar pas dengan gerak apa yang dilakuakn di
Republik Gubuk salah satunya syiar Budaya Topeng Jabung.
A1, A2, A3: Siapp Kak! Pengasuh: Lalu kalian bisa memasukan
foto-foto yang pernah kalian ambil saaat latihan tari topeng di Gubuk Baca
Lereng Busu, bisa dengan Pak Dhe Abith atau Mas Majid. A1, A2, A3: Oh iya
..iya... Kak. Siap! |
Tururtan
2 berisi nformasi dari pengasuh gubuk baca yang mengandung saran agar adik-adik
gubuk baca mencari topic tetang budaya topeng jabung, bahkan kata pengasuh
juga memasukan gambar saat latihan dengan pak dhe abtih atau Mas Majid, untuk
mencangkup program Republik Gubuk di divisi Budaya |
|
|
Kalimat
membanggakan Tuturan 3 Pengasuh: Kakak sangat bangga pada kalian,
karena kalian sangat antuiaas mengikuti Latihan Topeng Jabung A1, A2, A3: Iya Lahh emang itu kesukaan kami |
Tuturan 3 merupakan tindak tutur asertif yang
mengandung perasaan bangga dari peasuh gubuk baca ke adik-adik edngn menyampaikan
bahwa latihan sangat semangat dan antusias pada latihan tari topeng. |
|
|
Kalimat
mengeluh Tuturan 4 Pengasuh: makanya
kalau kakak ngasih contoh kamu jangan bercanda saja A4: iyaa kak.. Pengasuh: ya udah kita ulangi lagi ya |
Tuturan 4 merupakan tindak tutur arsetif mengeluh.
Pengasuh agak sedikit mengeluh lantaran ada anak yang tidak memperhatikan
saat memberikan contoh gerakan tari topeng saat latihan. Sehigga kakak
pengasuh mengulang untuk mejelaskan materi yang di sampaikan sebelumnya |
|
|
|
|
D. Kesimpulan
Hasil penelitian membuktikan bahwa temuan
penelitian memiliki perasamaan dengan teori reevan mengenai tindak tutur semua
tindak tutur ilokus (arssetif) ditemukan pada tindak tutu rpengasuh dan adik-adik
gubuk baca lereng busu saat berada dikelas maupaun di kelas tari. Penasuh yang
banyak berperan dalam tuturan dalam aktivitas di gubuk baca ini sejalan dengan
pendapat yang menyatakan bahwa tindak tutur ilokusi dalam pembelajaran
didonimasi oleh tindak tutur Pengasuh kepada adik-adik Gubuk Baca Lereng Busu.
Tindak tutur ilokusi (arsetif) hasil penilitan
menunukan bahwa tuturan 1 sampai 4 meurpakan tindak tutur arsetif yang
dilakukan pengasuh dan adik-adik gubuk baca. Adik-adik gubuk baca hanya menyimk
dan memahami maksud adari tutuan pengasuh yang menyatakan kebenaran atau fkata
(Salma, 2022)
Selain lima jenis ilokusi yang ditemukan,
penelitian ini juga menemukan seluruh fungsi ilokusi. Fungsi-fungsi ilokusi
dapat diklasifikasi menjadi empat yaitu, kompetitif/ bersaing yang berfungsi
untuk meminta, memerintah, menuntut, dan mengemis. Kedua, fungsi menyenangkan
untuk mengucapkan terima kasih, mengajak, dan mengucapkan selamat. Ketiga,
fungsi bekerja sama untuk mengumumkan, melaporkan, dan menyatakan. Keempat,
fungsi bertentangan untuk menuduh, memarahi, mengancam dan sebagainya. Sesuai
dengan tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku yang sopan dan terhormat
(Rahmayani et al., 2021), berikut penjelasanya:
Tabel 02. Tujuan Sosial Lima Jenis Ilokasi
Berupa Pemeliharaan Perilaku Yang Sopan Dan Terhormat
|
Fungsi Ilokusi |
Tuturan |
Penjelasan |
|
Kompetitif |
Berfungsi meminta Pengasuh: makanya kalau kakak ngasih contoh
kamu jangan bercanda saja A4: iyaa kak.. Pengasuh: ya udah kita ulangi lagi ya |
Tuturan
(1) bermakna agar adik-adik
gubuk baca untuk menyimak pada saat pengasuh gubuk baca menjelaskan materi
pembeajaran |
|
|
Berfungsi mengucapkan terimakasih Pengasuh : Selamat ya arin, kamu
terpih menjadi ketua di Gubuk Baca Lereng Busu Arin : Terima kasih Kak |
Tururtan
2 bermakna sesuai
fungsi iloksi mengucapkan bentuk terima kasih kepada Arin sebagai ketua Gubuk
Bca Lereng Busu |
|
|
Fungsi memarahi Pengasuh: maaf ya ini sudah 1 bulan kalian
masih beum selesai juga A1, A2, A3: maaf kak |
Tuturan 3 bermakna memerahi ke adik-adik gubuk baca
yang tidak menyelesaikan tugas di gubuk. |
|
|
Berfungsi menyampaikan pernyataan Pengasuh : Pengasuh gubuk baru saja
mendapatkan surat undangan untuk ikut jamhore gubuk yang ke yang akan
dilaksanakan di bulan Desember 2022 Anak 1: Jamhore Gubuk?
Anak 2: dengar gak kalau kakak ngomong ?? |
Tuturan 4 bermakna mengmumkan informasi penting tana
menghiraukan kondisi adik-adik gubuk baca menyukai atau tidak menyukai
informasi tersebut, agar adik-adik mengikuti kegiatan jamhore teresbut. |
|
|
|
|
Penilitian tutuan pengasuh terhadap adik-adik di gbuk
baca membuktikan fungsi tuturan, misalnya untuk bertanya, untuk menjelaskan,
dan sebagainya. Sejalan dengan teori fungsi tindak tutur guru dan peserta didik
terkait dengan dinamika proses belajar yang dilaksanakan. Tindak tutur guru
terhadap peserta didik bermuatan implikatur percakapan ( IP). Permasalahan yang
muncul dideskripsikan melalui hasil pertemuan saat pembelajaran berdasarkan
pemecahan masalah si penutur dan petutur di dalam kelas. Tindak tutur guru
terhadap peserta didik terjadi beberapa kali pertemuan dalam konteks yang sama
secara berkelanjutan karena materi pembelajaran sama yaitu materi Teks Ceramah/
Pidato. Kondisi ini menjelaskan bahwa analisis pragmatik perlu dilakukan untuk
memperoleh pemecahan masalah makna pada tuturan (T) yang bermuatan implikatur
percakapan (IP). Satuan pragmatis suatu IP akan dapat dideskripsikan melalui
proses pemecahan masalah atas masalah yang dihadapi antara penutur (n) dan
tatkala petutur (t) penutur (n) mengucapkan tuturan (T) sehingga pada
gilirannya dapat ditarik implikasi pragmatis yang menjadi IP dari suatu T
(Maria & Wiryotinoyo, 2019).
PENUTUP
Terdapat semua fungsi tindak tutur ilokusi
dalam interaksi guru dan peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia di
madrasah aliyah yang meliputi fungsi kompetitif, menyenangkan/ convival,
bekerja sama, dan bertentangan. Fungsi tindak tutur ilokusi yang mengikat dalam
interaksi guru dan peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia di madrasah
aliyah yaitu tindak tutur ilokusi direktif. Sebanyak 24 tindak tutur ilokusi
direktif pada guru dan 15 tindak tutur ilokusi direktif pada peserta didik
serta didominasi dengan kalimat perintah. Disarankan kepada pemakai bahasa
Indonesia untuk lebih mengenal, memahami, dan memakai tindak tutur ilokusi saat
berkomunikasi, terutama tindak tutur ilokusi direktif. Hal ini mengingat
banyaknya fungsi dari tindak tutur ilokusi direktif terutama kalimat langsung,
sehingga mudah dipahami maksudnya oleh lawan tutur. Fungsi tindak tutur ilokusi
direktif mengutamakan prinsip kesopanan dalam komunikasi, sehingga diharapkan
para peminat pragmatik agar mampu menggali keragaman tindak tutur ilokusi
direktif dalam berbagai konteks melalui penelitian lanjutan
Daftar Pustaka
Amal, D. Y., Aliyah, M., Sampit, N.,
Arsyad, J. H. M., Mentawa, N., & Hulu, B. (2022). Tindak Tutur Direktif Di
Madrasah Aliyah Negeri Sampit ( Directives Speech Acts In Madrasah Aliyah
Sampit ). Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 12(1), 94–110. DOI: http://dx.doi.org/10.20527/jbsp.v12i1.13048
Fitriana, A. R. N., Rakhmawati, A., &
Waluyo, B. (2020). Analisis Tindak Tutur Guru Dan Siswa Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Di Sekolah Menengah Atas. Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan
Pengajarannya, 8(1), 74. https://doi.org/10.20961/basastra.v8i1.41939
Nugraha, A. A. (2017). Jenis Tindak Tutur
dan Implikatur Percakapan dalam Iklan Layanan Masyarakat BKKBN Pada Media
Elektronik Periode Tahun 2010-2016.
Oktavia, W, Manaf, N. (2002). Strategi
Bertutur dalam Tindak Tutur Ekspresif Siswa pada Proses Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Jurnal Basicedu. (n.d.). Retrieved June 5, 2022, DOI: 10.31004/basicedu.v6i3.2783